SORONG – Adu pukulan di atas ring tinju bukan sekadar tentang siapa yang menang atau tumbang. Di balik setiap serangan dan tangkisan, ada upaya menyelamatkan masa depan. Itulah tujuan dari PFM Cup, kejuaraan tinju yang digelar di Kabupaten Sorong akhir bulan Juni ini dan mempertemukan atlet-atlet muda Papua Barat Daya.
Terdapat 14 atlet dari Pawbili Boxing Club (PBC), sasana yang terletak di Kabupaten Sorong, yang turun dalam turnamen PFM Cup. Terdiri dari 10 petinju putra dan 4 putri. Jumat (20/06/2025), para atlet dan pelatih bertemu dengan Martinus Salamala, Asisten III Pemerintah Kabupaten Sorong.
Pelatih senior PBC, Markus Awom, menyampaikan ring tinju adalah ruang aman yang memberi arah dan fokus bagi anak-anak muda, yang selama ini rentan terlibat dalam kekerasan dan kriminalitas.
“Anak-anak kita butuh ruang. Tinju memberi mereka fokus, memberi tujuan. Kita ingin lahirkan petinju-petinju tangguh, yang bisa tembus ke Asia, bahkan dunia. Seperti petinju Papua dulu yang harumkan nama bangsa,” ujar Markus.
Markus menekankan bahwa olahraga tinju perlu kedisiplinan. Karena tinju adalah perpaduan antara kekuatan fisik dan strategi.
“Kemenangan di atas ring hanya akan datang jika disiapkan dengan latihan yang teratur, pola makan yang sehat, serta istirahat yang cukup. Tidak ada atlet besar tanpa disiplin,” tegasnya.
Martinus Salamala, Asisten III Pemerintah Kabupaten Sorong, dalam sambutannya menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menyoroti pentingnya pembinaan olahraga sejak dini untuk mencegah anak-anak terjerumus dalam aktivitas negatif.
“Kalau tidak ada ruang, jangan salahkan kalau anak-anak kita cari panggung di jalan. Hari ini, kita berikan panggung yang benar. Ring tinju ini ruang pendidikan karakter,” katanya.
Martinus juga menyinggung absennya ajang-ajang pembinaan seperti Porda dan O2SN, serta mendorong Dinas Pemuda dan Olahraga untuk memasukkan kegiatan seperti PFM Cup ke dalam kalender tahunan, tak hanya untuk tinju, tetapi juga cabang olahraga lainnya.
PFM Cup kali ini bukan hanya tentang sabuk juara atau piala bergilir. Tetapi membawa harapan agar tinju bisa menjadi jalan keluar dari kerasnya kehidupan jalanan dan minimnya ruang tumbuh bagi anak-anak muda di kawasan timur Indonesia.
Turnamen juga pengingat bahwa olahraga bisa menjadi alat penyelamat. Dari ring kecil di Sorong, tumbuh harapan besar bahwa anak-anak muda Papua Barat Daya bisa berdiri sejajar di panggung nasional dan internasional. Seperti idola mereka, petinju profesional dari Papua, Geisler Ap.
Penulis: Andre R