SORONG- Satuan Yonif TP 806/Satya Inyomusi (SI) menunjukkan perannya bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai motor penggerak ketahanan pangan di Papua Barat Daya. Senin (29/09/25) bersama Forkopimda dan masyarakat menanam padi perdana di lahan seluas 7 hektar di Kelurahan Mariyai, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong.
Acara yang dihadiri Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Kapolres Sorong AKBP Edwin Parsaoran, serta jajaran pejabat sipil dan militer ini menjadi tonggak awal program ketahanan pangan tahun anggaran 2025.
Mayor Inf.Handi Wibowo, S.I.Kom menegaskan komitmennya menjadikan Papua Barat Daya sebagai lumbung pangan baru Indonesia.
“Kita tidak sekadar menanam benih padi, tetapi juga menanam harapan, kemandirian, dan kesejahteraan bagi generasi mendatang,” ujar Handi.
Ia menyebut total 14 hektar lahan di Mariyai tengah digarap, dengan tambahan 120 hektar di Desa Walal, Distrik Salawati, yang telah lama terbengkalai lebih dari satu dekade. “Kami siap menghidupkan kembali sawah-sawah tidur itu. Papua Barat Daya punya potensi besar, dan kami ingin membuktikan bahwa tanah Kasuari bisa jadi sentra produksi padi,” tambahnya.
Latar Belakang Pembentukan Yonif TP 806/SI
Yonif TP 806/Satya Inyomusi adalah satuan baru TNI AD yang dibentuk untuk memperkuat pertahanan wilayah sekaligus mendorong pembangunan Papua Barat Daya.
Kata Satya Inyomusi sendiri berarti “Setia Membawa Terang” dalam bahasa setempat, mencerminkan semangat pasukan untuk hadir bukan hanya di medan operasi militer, tetapi juga di tengah masyarakat.
Berbeda dengan satuan infanteri lain, Yonif TP 806/SI sejak awal diarahkan untuk memiliki dua fungsi strategis:
Pertahanan dan Keamanan menjaga stabilitas wilayah perbatasan dan kantong rawan konflik.
Pembinaan Teritorial Produktif mendampingi masyarakat dalam pembangunan, khususnya bidang ketahanan pangan, infrastruktur dasar, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Sejak ditempatkan di Sorong, pasukan ini aktif membuka lahan tidur, mendukung kelompok tani, hingga mendorong program pemerintah daerah dalam bidang pertanian dan perikanan. Kehadiran mereka dipandang memperkuat kepercayaan masyarakat pada negara sekaligus mempercepat terwujudnya swasembada pangan di Papua Barat Daya.
Gubernur Elisa Kambu menyampaikan apresiasi tinggi. Menurutnya, kehadiran Yonif TP 806/SI memberi energi baru bagi masyarakat dan petani untuk memanfaatkan lahan subur yang tersedia.
“Ini sejalan dengan cita-cita Presiden untuk mewujudkan kemandirian pangan. Kita satukan langkah, pemerintah, TNI, dan petani, agar Papua Barat Daya menjadi lumbung pangan,” katanya.
Selain penanaman simbolis, kegiatan ini juga ditandai doa bersama serta komitmen membangun tata niaga melalui koperasi. Elisa menekankan pentingnya penyediaan pupuk, bibit unggul, dan alat pertanian modern agar hasil panen petani terserap dengan baik dan memberi keuntungan yang layak.
Langkah Yonif TP 806/SI dipandang strategis, bukan hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka lapangan kerja dan menghidupkan kembali memori Papua Barat Daya sebagai kawasan lumbung padi.
Dengan slogan “Dari Papua Barat Daya, Kita Wujudkan Swasembada Pangan untuk Indonesia”, pasukan Satya Inyomusi menegaskan bahwa misi mereka kini melampaui barak menjaga bangsa dari kelaparan, bukan hanya dari ancaman bersenjata.
Penulis: Andre R