KOTA SORONG – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu penopang perekonomian Kota Sorong, Papua Barat Daya. Namun keberadaannya masih sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah.
Hal itu disampaikan oleh pengurus Rumah Tikar Pengusaha Perempuan Papua (RUT) yang merupakan salah satu lembaga yang menampung dan membina para pengusaha perempuan Papua.
Ketua RUT Papua, Ani Rumbekwan meminta Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya memperhatikan para pengusaha kecil yang selama ini berdagang di pinggir jalan, emperan toko maupun di pasar guna dapat mengubah perekonomian masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP).
“Kami ini perempuan asli Papua yang tergabung dalam RUT Papua butuh perhatian dari Pemprov Papua Barat Daya dan Pemerintah Kota Sorong terkait modal usaha yang selama ini menjadi kendala dalam berusaha. Khususnya untuk mama-mama Papua yang berdagang di pinggir-pinggir jalan, emperan toko, maupun di pasar,” ujar Ketua RUT Papua yang didampingi wakilnya, M. Atty Fugida dan anggotanya Juliana Kafiar saat ditemui di Kantor DAP Wilayah III Doberay, Kota Sorong, Rabu (18/6/2025).
Lanjut Ani, selama ini pengusaha perempuan asli Papua bergantung kepada koperasi simpan pinjam. Padahal bunganya cukup mencekik pedagang. Namun itulah satu-satunya jalan yang harus ditempuh untuk dapat melanjutkan usaha demi memenuhi kebutuhan hidup.
“Saya sebagai Ketua RUT selama ini melihat antusiasnya ibu-ibu yang mau berusaha dan kalau mau dihitung-hitung kurang lebih 80 persen mama-mama Papua sudah mulai mencari nafkah dibanding kaum lelaki. Jadi saya mohon sekali lagi untuk pemerintah dapat melihat hal ini,” ungkap Ani.
Selain pemberian modal usaha pemerintah juga dapat memberikan pembekalan dan pelatihan sebagai modal dalam menjalankan usaha mereka agar dapat bersaing dengan para pengusaha dari luar Papua.
“Pembekalan usaha juga perlu agar pengusaha perempuan asli Papua bisa meningkat dan berubah. Jangan cuma jual pinang atau sayur-sayur tetapi mungkin mereka bisa dibina untuk usaha lain yang lebih trend, lebih keren supaya mama Papua tidak ketinggalan zaman,” harap Ani.
Penting juga lanjut mama pengusaha Papua mengetahui bagaimana cara mengelola keuangan yang benar, sehingga modal yang diberikan pemerintah nanti dapat dikelola dengan baik.
“Namun pola pikir mama Papua juga perlu diubah sehingga mereka tidak selalu terpaku untuk menjadi PNS. Karena sukses itu bukan hanya menjadi PNS, sebagai pengusaha kita juga bisa sukses,” ujar dia.
Selain itu juga lanjut Ani, kekurangan dari pengusaha asli Papua khususnya perempuan adalah belum mempunyai pengalaman dalam pengelolaan usaha. Tak heran jika banyak yang gagal.
“Makanya melalui lembaga RUT Papua ini diharapkan semua perempuan yang ingin maju dan mandiri, mari bergabung dan kita majukan Papua Barat Daya ini dengan kemampuan yang kita miliki,” kata Ani.
Penulis: Jason