KOTA SORONG – Petinju profesional asal Papua, Geisler Ap, buka suara soal perubahan wajah kepolisian di Papua Barat Daya. Bukan hanya sebagai penjaga keamanan, Polri kini dinilainya tampil sebagai mitra strategis dalam membangun karakter anak muda Papua, termasuk lewat jalur olahraga. Sebuah pergeseran pendekatan yang ia sebut “lebih manusiawi dan lebih berdampak”.
Dalam wawancara dengan Media Rakyat Papua Group di Sorong, Geisler menyampaikan apresiasi terhadap pola kerja Polri yang semakin inklusif dan humanis. “Saya pribadi menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Polri. Mereka bukan hanya menjaga wilayah ini tetap aman, tapi juga hadir mendukung anak-anak muda Papua untuk maju, baik lewat pendekatan sosial maupun keterlibatan langsung di berbagai sektor kehidupan,” ujarnya lugas.
Sebagai atlet yang pernah mengibarkan nama Papua di ring nasional dan internasional, Geisler melihat bahwa keamanan bukan sekadar isu teknis, tapi syarat mutlak tumbuhnya kreativitas dan prestasi. Stabilitas yang diciptakan, menurutnya, memberi ruang bagi anak muda Papua untuk berkembang tanpa dibayangi rasa takut atau curiga.
Ia menyoroti peran aktif aparat kepolisian dari Bhabinkamtibmas yang turun langsung ke kampung-kampung, hingga kehadiran Polri dalam menjaga netralitas politik di tahun-tahun politik. “Perubahan itu nyata. Dulu banyak orang takut bicara atau berkegiatan. Sekarang justru aparat yang bantu dan jaga. Ini bentuk transformasi yang patut diapresiasi,” tegas Geisler.
Geisler menyebut Polri juga ikut memoles mental juang generasi muda lewat olahraga. Ia menyinggung fakta bahwa banyak atlet nasional berangkat dari institusi kepolisian. “Artinya mereka bukan hanya penegak hukum, tapi juga pembina karakter. Generasi muda Papua butuh figur seperti ini,” tambahnya.
Dalam konteks Papua, yang selama ini akrab dengan berbagai label konflik, pendekatan humanis Polri menjadi semacam “jalan tengah”. Tidak hanya meredam potensi kriminalitas, tetapi juga membuka ruang alternatif bagi anak muda untuk mengisi waktunya dengan kegiatan yang membangun.
“Termasuk sorotan bahwa kegiatan positif akan mengurangi angka kriminalitas. Olahraga itu jawaban konkret. Kalau anak-anak muda sibuk latihan, bertanding, membangun disiplin, mereka tidak akan punya waktu untuk terjebak dalam hal-hal negatif,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Geisler berharap Polri konsisten menjaga pendekatan ini. Sebuah transformasi institusional yang bila terus dirawat dapat menjadi penopang utama bagi cita-cita Papua yang damai dan sejahtera.
“Papua ini rumah kita bersama. Dan saya percaya, dengan Polri yang terus berbenah dan berpihak pada rakyat, kita bisa bangun masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya.
Penulis: Andre R