SORONG – Dari balik keterbatasan, lahir prestasi yang tak terduga. Dua petinju muda asal Papua Barat Daya berhasil menembus babak final kejuaraan tinju PFM Cup I, mengangkat nama daerah sekaligus institusi yang membina mereka.
Wakapolda Papua Barat Daya, Kombes Pol Semmy Ronny Tabhaa, menyebut pencapaian ini sebagai buah dari komitmen dan konsistensi kedisiplinan para atlet, sekaligus menjadi kebanggaan bagi jajaran kepolisian daerah.
“Puji Tuhan, dua petinju kami berhasil lolos ke final. Ini bukti nyata hasil kerja keras pembinaan,” ujar Semmy dengan nada penuh bangga, Rabu (02/07/2025).
Dua nama itu Dedi Evaldo Subay dari Polres Sorong Selatan dan Boy Berthus Okoka dari Polres Tambrauw. Keduanya merupakan bagian dari Sasana Bhayangkara Dofior, unit pembinaan atlet tinju yang baru dibentuk sekitar sebulan lalu di bawah koordinasi Polda Papua Barat Daya.
“Ini bukan hal mudah, mengingat waktu persiapan kami sangat singkat. Tapi hasilnya luar biasa. Mereka lolos ke final mewakili daerah dan institusi. Kami bangga, sangat bangga,” kata Semmy.
Menurut dia, Sasana Bhayangkara Dofior merupakan langkah konkret Polda Papua Barat Daya dalam mendukung dunia olahraga, khususnya tinju, sebagai sarana pembinaan mental, disiplin, dan prestasi bagi anggota maupun generasi muda.
“Kami kumpulkan anggota dari berbagai Polres, Sorong Selatan, Tambrauw, Maybrat, hingga Sorong lalu mereka kami pondokkan untuk latihan intensif. Dari 17 atlet yang dibina, dua langsung menembus final,” jelasnya.
Semmy menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hanya soal kemenangan di ring, tetapi juga tentang harapan besar membangun budaya olahraga yang sehat dan kompetitif. Ia menyebut Polda akan terus mendorong pembinaan dan memberi perhatian khusus kepada atlet yang menunjukkan potensi.
“Kami akan terus memberikan apresiasi dan perhatian kepada para atlet yang berprestasi. Ini bukan untuk membedakan, tapi sebagai penyemangat agar semua termotivasi. Tidak besar, tapi perhatian itu pasti ada,” tegasnya.
Ia juga menyinggung beberapa nama seperti Hana Kendi dan Grace, atlet potensial yang belum bisa tampil karena status non-amatir. Namun Semmy menegaskan bahwa semangat pembinaan tidak akan surut.
“Turnamen seperti ini adalah awal. Kami ingin membangun regenerasi atlet dari Papua Barat Daya, dan membawa semangat olahraga ke tengah-tengah anak muda, termasuk di lingkungan kepolisian,” tutupnya.
Penulis: Andre R