SORONG – Hujan deras yang mengguyur Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, sejak Senin, (15/09/25), kembali merendam permukiman di Kelurahan Klasuluk dan sekitarnya. Air setinggi pinggang orang dewasa melumpuhkan aktivitas warga. Sejumlah perabot rumah tangga hanyut, sementara beberapa orang terpaksa dievakuasi, salah satunya karena sakit.
Pemerintah distrik segera turun meninjau lokasi. Sejumlah jalan utama terputus, memaksa warga mencari jalur alternatif. Posko darurat didirikan, dapur umum dibuka dan nasi bungkus dibagikan bagi warga yang terjebak banjir.
“ Hari ini kita sudah lakukan distribusi makanan dan Alhamdulillah semua berjalan baik,” kata Kodhim, Kepala Distrik Mariat.
Namun perhatian sejumlah warga justru tertuju pada aksi sosial seorang legislator perempuan. Yuanis Tri Setyo Utami, anggota DPRD Kabupaten Sorong dari Fraksi Golkar, menyalurkan bantuan bahan makanan di posko banjir Klamalu SP 1.
“Saya tahu apa yang saya lakukan ini tidak besar. Tapi di tengah musibah, sekecil apa pun uluran tangan bisa berarti,” ujar Yuanis.
Menurutnya, bantuan ini bukan sekadar formalitas, melainkan lahir dari ketulusan. “Bagi saya, langkah kecil tetap lebih berarti daripada diam. Memang kadang ada saja pihak yang mungkin mempolitisasi niat baik karena status saya sebagai anggota dewan. Tapi itu risiko yang harus saya hadapi. Selama niatnya tulus, saya percaya kebaikan tetap harus disalurkan,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya doa dan solidaritas. “Ini wujud rasa kemanusiaan saya kepada saudara-saudara kita yang terdampak. Mari kita berdoa bersama semoga cuaca segera bersahabat dan banjir cepat surut,” pungkasnya.
Bagi sebagian warga bantuan yang diberikan Yuanis layak diapresiasi. “Bantuan ini menggambarkan simbol bahwa suara rakyat tak lenyap setelah bilik pemilu ditutup,” kata Nurmiah, salah seorang warga terdampak banjir.
Fenomena banjir di Kabupaten Sorong sejatinya bukan peristiwa baru. Hampir setiap tahun, curah hujan tinggi menguji daya tahan permukiman. Lemahnya infrastruktur drainase dan tata ruang yang semrawut kerap memperburuk keadaan. Dalam situasi itu, solidaritas warga biasanya menjadi penolong pertama sebelum bantuan resmi tiba.
Yuanis menekankan perlunya keterlibatan semua pihak, termasuk wakil rakyat. “Saya berharap siapapun yang memiliki rezeki bisa datang langsung ke posko untuk membantu. Ini semua demi kepentingan bersama,” katanya.
Terkait desakan warga soal normalisasi saluran air, Yuanis menegaskan akan mendorong pembahasan serius bersama Bupati, Wakil Bupati, dan pihak terkait. “Persoalan banjir tidak bisa dibiarkan berulang. Normalisasi drainase harus menjadi prioritas agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban setiap musim hujan,” ujarnya yang juga merupakan ketua Fraksi Golkar Bersatu Kabupaten Sorong.
Aksi Yuanis memang tidak serta-merta menyelesaikan akar masalah banjir di Sorong. Namun di tengah ketidakpastian, langkah kecil semacam ini meneguhkan harapan: bahwa politik bukan sekadar urusan kursi dan suara, melainkan juga empati dan keberanian hadir di sisi rakyat ketika mereka paling membutuhkan.
Penulis: Andre R
