KOTA SORONG – Kejuaraan Daerah Tinju Amatir PFM CUP I di Kota Sorong tak hanya menjadi kompetisi olahraga. Di balik gegap gempita turnamen, hadir denyut ekonomi rakyat yang tumbuh melalui stand UMKM, yang kali ini secara khusus diberikan ruang bagi mama-mama Papua.
Panitia membuka puluhan lapak usaha kecil di depan dan samping lokasi di Gedung Serbaguna Yonif 762/VYS. Mama-mama Papua menjajakan produk lokal khas Papua seperti pinang buah, pinang kering, singkong rebus, umbi-umbian, serta kuliner dan minuman tradisional. Keberadaan UMKM ini menjadi bagian dari strategi inklusif dalam menyatukan olahraga dan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil.
“Ini bukan hanya soal tinju. Kami ingin agar masyarakat, terutama mama-mama Papua, juga bisa merasakan manfaat langsung dari event ini,” ujar Paul Finsen Mayor, anggota DPD RI asal Papua Barat Daya sekaligus penggagas PFM CUP I.
Menurut Paul, penyediaan ruang bagi pelaku UMKM adalah bentuk keberpihakan nyata terhadap ekonomi lokal, sekaligus medium promosi produk tradisional Papua di tengah keramaian event olahraga. Ia menyebut, kehadiran UMKM bertujuan mendorong kemandirian ekonomi keluarga, membuka akses pasar baru, dan mengangkat peran perempuan Papua dalam geliat ekonomi komunitas.
“Kehadiran suporter dan penonton pada setiap laga memberi dampak langsung terhadap para pedagang di lingkungan acara. Artinya terjadi perputaran ekonomi masyarakat. Event ini bukan hanya hidup, tapi juga menghidupi,” kata PFM.
PFM CUP I juga diproyeksikan menjadi agenda tahunan dan pintu masuk bagi pembinaan atlet muda. Makanya, rencana PFM, turnamen serupa akan digelar setiap empat hingga lima bulan, dengan bekerja sama bersama Pertina Provinsi dan pemerintah daerah.
“Event ini akan terus berlanjut, nantinya akan kita jadwalkan dengan rapi termasuk mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi masyarakat lewat kegiatan olahraga,” tuturnya.
Penulis: Andre R
