SORONG – Ketua TP-PKK Kabupaten Sorong, Junita Linda Kamuru, memimpin panen sayuran hasil pemanfaatan lahan pekarangan rumah, Selasa (12/08/25). Kegiatan ini menjadi bagian dari Program 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang salah satunya menitikberatkan pada peningkatan gizi masyarakat melalui ketahanan pangan keluarga.
Pacoi, bayam, kangkung cabut, buncis, rica, dan tomat yang dipanen berasal dari lahan tidur di sekitar rumah. Linda menegaskan, gerakan ini bukan sekadar program PKK, tetapi juga ajakan bagi masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan mandiri.
“Lawan rasa malas dan mulai menanam hari ini, jangan tunggu besok. Sekecil apa pun lahan yang kita punya, jika dikelola dengan cinta dan ketekunan, akan menghasilkan sayuran segar yang menyehatkan keluarga dan menghemat pengeluaran,” ujar Linda.
Ia juga menambahkan, menanam di pekarangan bukan hanya soal pangan, tetapi juga membentuk kebiasaan positif dan rasa syukur.
“Setiap bibit yang kita tanam adalah investasi masa depan. Bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk anak-anak kita. Mari kita jadikan halaman rumah sebagai lumbung hidup yang memberi manfaat setiap hari,” tuturnya.
Gerakan ini sejalan dengan visi Bupati Sorong, Johny Kamuru, yang mendorong warga memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran, tanaman obat, dan buah-buahan. “Upaya ini adalah langkah sederhana namun strategis untuk memperkuat ketahanan pangan lokal,” kata Johny saat sebelumnya diwawancarai media.
Efektivitas Pemanfaatan Pekarangan
Sejumlah program nasional telah membuktikan manfaat pemanfaatan lahan pekarangan. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) misalnya, mampu meningkatkan ketersediaan sayuran, menambah asupan gizi, sekaligus memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga.
Penelitian di Kabupaten Sorong pun menunjukkan, pemanfaatan pekarangan rumah efektif mendukung kebutuhan pangan harian sekaligus mendorong kemandirian ekonomi rumah tangga. Di beberapa daerah, PKK yang aktif menggerakkan kegiatan ini juga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat dan berkelanjutan.
Panen sayuran yang dilakukan Linda menjadi simbol sekaligus momentum penting untuk mengubah pola pikir masyarakat: bahwa lahan tidur bukan sekadar ruang kosong, tetapi “lumbung kecil” yang dapat memberi manfaat langsung.
Dengan kolaborasi antara PKK, pemerintah daerah, dan partisipasi aktif masyarakat, ketahanan pangan lokal bukan lagi sekadar wacana tetapi bisa diwujudkan secara nyata, berkelanjutan, dan memberdayakan.
Penulis: Andre R