Thursday, October 2, 2025
Google search engine
HomeSosokNus Ririhena, Wasit Profesional Asia; Mengadili dengan Jiwa, Menginspirasi yang Muda

Nus Ririhena, Wasit Profesional Asia; Mengadili dengan Jiwa, Menginspirasi yang Muda

KOTA SORONG – Usianya memang tak muda lagi. Langkahnya mungkin tak selincah dulu. Namun semangat dan ketegasannya di atas ring masih menyala seperti bara. Yulianus Ririhena atau lebih dikenal dengan Nus Ririhena mencuri perhatian dalam gelaran pertandingan tinju amatir di Papua Barat Daya.

Saat ini Nus Ririhena menjabat sebagai Ketua Wasit Hakim Profesional Asia Tenggara. Dia telah mengabdi sejak 1998 dan menjadi salah satu wasit/hakim yang terbaik.

Nus Ririhena telah menjadi bagian dari banyak kejuaraan, dari level lokal hingga internasional. Tak heran jika dia dikenal sebagai guru bagi wasit/hakim lain, terutama pendatang baru. Nus Ririhena sangat dihormati karena kepemimpinannya selalu tegas.

Meski usianya telah melewati masa emas kebugaran, ia tetap setia menjadi pengadil di atas ring. Loyalitasnya tak diragukan.

“Saya sempat minta waktu tiga hari saja karena harus segera kembali ke Vietnam untuk mendampingi kakak saya yang juga bertarung,” ungkap Yulianus saat ditemui di sela-sela Kejurda Tinju Amatir PFM Cup I.

“Tapi karena yang menelepon Geisler Ap, saya tak bisa menolak. Apalagi Daud Jordan juga akrab dengan saya. Ini soal tanggung jawab,” tambahnya.

Nus Ririhena hadir di Kota Sorong untuk menjadi pengadil pertandingan eksebisi Daud Yordan Vs Geisler Ap di Kejurda Tinju Amatir PFM Cup I.

Daud Jordan, salah satu petinju profesional paling berprestasi dari Indonesia, memang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Nus.

Menurut Nus, kehadiran Daud dan Geisler di Kota Sorong di ajang PFM Cup I bukan sekadar nostalgia, tapi juga menjadi motivasi bagi generasi muda Papua untuk menunjukkan teknik tinju berkualitas.

“Mereka ini contoh nyata. Bukan hanya soal juara, tapi bagaimana mereka mengasah teknik dengan matang dari level amatir. Makanya saya selalu tekankan, jangan sepelekan tinju amatir. Itu fondasi. Seperti sekolah dasar bagi petinju,” papar dia.

Meski dikenal keras saat memimpin pertandingan, Nus adalah sosok pembimbing di luar arena. Ia tak segan berbagi pengalaman dan memberikan nasihat pada petinju muda, terutama yang baru naik ring. Ia percaya bahwa teknik murni dan mental juang harus ditempa sejak dini.

“Semua teknik petinju profesional itu berawal dari sini. Jadi jangan pikir yang amatir tak penting. Kalau mereka sudah matang, nanti tinggal soal keberanian naik kelas,” ujarnya.

Nus juga menyebut bahwa adiknya saat ini aktif sebagai petinju, meneruskan tradisi keluarga. “Saya sudah seperti hidup di dunia tinju. Ini bukan cuma pekerjaan, ini panggilan,” tutupnya.

Kehadiran Nus di dunia tinju menjadi pengingat bahwa pengalaman, loyalitas, dan integritas adalah nilai yang tak bisa digantikan oleh usia. Selama semangatnya masih menyala, ring tinju tampaknya belum akan kehilangan hakim yang setia berdiri mengawal keadilan di atas kanvas.

Penulis: Andre R

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments