SORONG- Di Aula Distrik Aimas, Sorong, Rabu,(17/09/25), deretan karung beras berlabel “Cadangan Pangan Daerah” tersusun rapi. Dari podium sederhana, Wakil Bupati Sorong, Sutejo, S.Pd, menyerahkan langsung beras itu kepada beberapa perwakilan keluarga.
Bukan sekadar simbol, tetapi tanda bahwa pemerintah daerah berusaha menjawab keresahan warganya yang selama ini dihantui ancaman kerawanan pangan.
“Bantuan ini bukan hanya beras, tapi wujud nyata perhatian pemerintah terhadap rakyatnya,” ujar Sutejo, dengan suara yang menegaskan komitmen. “Pemerintah Kabupaten Sorong berkomitmen selalu hadir di tengah masyarakat.”
Program yang dijalankan melalui Dinas Ketahanan Pangan ini menyasar lebih dari 5.000 keluarga yang terdata mengalami kerawanan pangan.
Setiap keluarga menerima 10 kilogram beras, cukup untuk menutup kebutuhan pokok beberapa pekan ke depan. Data distribusi mencatat, para penerima tersebar di 13 distrik dan 34 kelurahan serta kampung di Kabupaten Sorong.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Mustika Baiduri, menjelaskan bahwa pembiayaan penuh berasal dari APBD Kabupaten Sorong. Artinya, ini murni hasil keberpihakan pemerintah daerah, bukan limpahan dari program pusat seperti Bulog atau Bappenas.
Di tengah situasi ekonomi yang kerap menghimpit, kehadiran beras cadangan ini terasa seperti napas panjang bagi keluarga kecil yang berjuang menjaga isi dapur. Di balik karung-karung beras itu, tersimpan pesan bahwa negara tidak boleh absen dari meja makan warganya.
Program ini memang sederhana, hanya sebungkus beras yang berpindah tangan. Tapi maknanya lebih luas tentang hak setiap orang untuk tidak lapar, tentang tanggung jawab pemerintah yang tidak bisa ditunda, dan tentang janji bahwa kesejahteraan harus berakar dari yang paling dasar sebutir nasi di piring warga Kabupaten Sorong.
Penulis: Andre R