KOTA SORONG – Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, menyiapkan pembangunan Masjid Agung sebagai ikon religius yang usung nilai budaya lokal, sekaligus destinasi wisata religi yang terintegrasi dengan pengembangan UMKM. Proyek prestisius ini direncanakan berlokasi di Jalan Bandara, SP I, Aimas, sekitar dua kilometer dari simpang SP I-SP II.
Wakil Bupati Sorong, Sutejo, menyampaikan bahwa meski pembangunan belum masuk dalam APBD tahun 2025, sejumlah tahapan awal telah dijalankan. Di antaranya, perataan lahan, penyusunan master plan, serta penyelesaian gambar desain arsitektur.
Menariknya, desain Masjid Agung ini akan menggandeng arsitek sekaligus tokoh nasional, Ridwan Kamil. Dalam master plan yang telah disusun, Masjid Agung Sorong akan tampil menyatu dengan bentang alam sekitar. Gaya arsitekturnya mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal Papua, mulai dari bentuk bangunan, pola ornamen, hingga pemilihan material yang ramah lingkungan.
“Masjid ini akan dirancang oleh Pak Ridwan Kamil. Konsepnya tidak Timur Tengah, tapi rumah adat Papua. Ini bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat wisata religi, pusat kegiatan Islam, dan ruang usaha UMKM berbasis halal,” ujar Sutejo saat ditemui di Aimas, Sabtu (28/6/2025).
Filosofinya, lanjut dia, adalah masjid sebagai ruang publik yang terbuka, religius, dan menyatu dengan alam. Dengan desain arsitektur khas dan lanskap alami yang dilestarikan, masjid ini tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga daya tarik baru bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Sorong.
Tak hanya dari sisi estetika, proyek ini juga menyasar pemberdayaan ekonomi rakyat. Area masjid akan dilengkapi dengan sentra UMKM berbasis kuliner halal, kerajinan lokal, dan produk-produk khas Papua Barat Daya. Pemerintah berharap keberadaan Masjid Agung mampu menciptakan ruang tumbuh bagi ekonomi kerakyatan.
Untuk pembiayaan, Pemerintah Kabupaten Sorong menyiapkan skema kolaboratif. Selain dari APBD, penggalangan dukungan tengah dilakukan ke berbagai pihak, termasuk para pengusaha lokal dan kemungkinan kerja sama dengan mitra internasional.
“Kami sedang mengajukan proposal pendanaan ke sejumlah institusi dan pihak swasta. Harapannya, konstruksi besar bisa dimulai awal 2026,” ungkap Sutejo.
Penulis: Andre R