SORONG – Sosok Sarbanun Rumbayan kini resmi memimpin Gabungan Majelis Taklim (GMT) Provinsi Papua Barat Daya masa bakti 2025–2030. Pelantikan tersebut berlangsung penuh khidmat dan semangat di Kota Sorong, sekaligus dirangkaikan dengan Rapat Kerja (Raker) I GMT yang melibatkan enam daerah, yakni Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Tambrauw, Sorong Selatan, dan Maybrat, Selasa (05/08/25).
Dalam sambutannya usai pelantikan, Sarbanun Tilolango tampil dengan narasi kuat dan penuh semangat perjuangan. Ia tidak hanya menyampaikan visi ke depan, tetapi juga mengajak hadirin menengok kembali sejarah kelahiran GMT yang ia rintis sejak 5 Oktober 2009 di Kabupaten Sorong.
“GMT lahir sebagai bentuk kepedulian terhadap umat Islam di tengah maraknya aliran sesat seperti Gafatar saat itu. Kami bergerak dari kelurahan, membentuk struktur, menata 116 kelompok majelis taklim dengan 7.843 jamaah, dan hadir sebagai benteng akidah di tingkat akar rumput,” ungkap Sarbanun dengan penuh keyakinan.
Sarbanun juga menuturkan bagaimana ia bersama pengurus lainnya menghadapi tantangan luar biasa di medan berat demi menyambung silaturahmi dan membina umat Islam di distrik-distrik pelosok. Perjalanan hingga empat jam, menyeberangi laut, bahkan melewati wilayah rawan buaya, tak menyurutkan langkah mereka dalam menegakkan syiar Islam.
Perjuangan pendidikan dan pemberdayaan umat menjadi napas kepemimpinannya. Ia berinisiatif mendorong ibu-ibu Majelis Taklim kuliah agar kelak mampu mengajar di daerah masing-masing. “Kami kuliah di musala kosong karena tidak ada ruangan. Alhamdulillah, pada 2019 kami lulus sarjana. Kini, sebagian sudah menjadi guru dan P3K, tersebar di Raja Ampat, Sorong Selatan, hingga Maybrat,” ujarnya bangga.
Tak hanya bergerak dalam pendidikan, Sarbanun juga memprakarsai pembangunan TK Islam di distrik terpencil, menyelenggarakan sunat massal di wilayah minoritas Muslim Papua, hingga mendatangkan penceramah nasional ke tanah Papua. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dengan swadaya dan dukungan internal GMT tanpa ketergantungan pada anggaran besar.
“Satu TK saja butuh perhatian dari pemerintah, dan saya sampaikan langsung kepada Bapak Gubernur karena tidak mudah kami bisa bertemu beliau. Ini perjuangan,” ucapnya lugas, disambut tepuk tangan hadirin.
Ia menegaskan bahwa GMT hadir sebagai wadah penguatan ukhuwah Islamiyah, tanpa membawa kepentingan politik apa pun. “Kami hanya ingin mempersatukan umat. Tak ada niat lain. Bahkan saat memperjuangkan kepemimpinan daerah, yang pertama datang menyuarakan dukungan bukan umat Islam, tetapi seorang pendeta. Karena kita semua ciptaan Tuhan, diciptakan untuk saling tolong-menolong,” tegasnya.
Sebagai Ketua GMT Provinsi Papua Barat Daya yang baru, Sarbanun mengajak seluruh pengurus untuk bersatu, saling memahami perbedaan karakter, dan menjaga semangat kolektif dalam berdakwah. Ia menegaskan akan membentuk struktur lengkap di setiap daerah agar misi dakwah dan pembinaan umat segera dijalankan secara optimal.
“Kita akan bersinergi dengan OPD dan pemerintah, kita akan kuatkan peran GMT bukan hanya sebagai forum pengajian, tapi pilar pemberdayaan umat,” pungkasnya.
Penulis: Andre R